Selamat tinggal gulungan peta, itinerari, dan daftar anggaran yang kerap merepotkan. Jadilah merdeka agar dapat berjalan jauh dan bercerita dengan gembira. Di luar sana banyak pejalan bisa menulis, membuat paket destinasi, memotret hal yang sama, lalu mereka klaim sebagai serpihan surga.
Tren berkelana telah dirintis sejak Adam mencari Hawa, atau ketika Vasco Da Gama menemukan India. Berbeda dengan dulu, pejalan hari ini berlomba mencari surga, mengumumkannya, kemudian menjelma sebagai pemuja kenangan dalam bingkai piksel berwarna. Namun, mereka lupa jika nirwana hanya dipersembahkan kepada yang bernyawa dan telah mencapai moksa.
Sungguh, tak ada pakem panduan perjalanan. Tiap kepala berhak atas intuisinya masing-masing. Berjalanlah, kita hanya perlu memberi nada dan mengemas cerita tentang esensi perjalanan, umpama pengalaman yang kekal sebagai ingatan penuh irama di kepala. Irama yang berdenyut, bergerak, jauh-jauh, lama-lama, kuat-kuat.