Pesona Jawa memang tidak ada sudahnya. Namun, mari bersepakat untuk menutup mata dari nama besar Jakarta, Semarang, Bandung, dan kota-kota lain yang menjadi langganan di gendang telinga. Sambutlah Sarumban, si bandar tua yang mengambil peran sebagai jembatan Jawa dan Sunda.
Kota ini kecil, diapit bandaraya lain di setiap sisi. Gerbangnya terjangkau melalui laluan bebas hambatan, serta bus berhaluan Harjamukti di Kecapi. Jika menggunakan kereta api, turunlah di peron Kejaksan atau Prujakan. Keduanya sama saja, saling berdekatan. Satu landasan pacu juga melintang di sini, otoritas setempat memanggilnya Cakrabuana.
Di simpang Cipto, lalu lintasnya dihimpit bangunan art deco berlapis pagar terakota, disanggah gapura warna dewangga. Arsitektur ini memenuhi seluruh kota, menjalar hingga ke kawasan Pasuketan dan Panjunan. Melewati beberapa sudut, segala etnis berhimpun dalam ruang urban yang bertumbuh dinamis. Sebuah perpaduan yang rupawan.
Meninggalkan struktur, mari berpaling ke tajuk gastronomi. Sarumban adalah rujukan untuk daftar kota terlezat di tanah Jawa. Cobalah empal gentong, sega lengko, tahu gejrot, nasi jamblang, atau docang yang murah dan nikmat. Ibarat sayur, kota ini lada-garamnya.
Mundur ke plaza Sangkala Buana, masa lalunya menjulang tegak lewat pilar-pilar Pakungwati. Dulu, di kawasan ini, raja-raja memandu kehidupan dengan adil. Orang-orang bersumpah untuk tunduk pada segala keputusan yang mutlak. Kini, kerajaan itu dikenang sebagai Kasepuhan dan Kanoman, sebuah institusi mahatinggi tanpa keliru.
Di pedestrian yang gersang, kota ini menanam identitasnya lewat perkara kudapan yang dirindukan. Pelancong datang berburu kenangan, sebelum pulang menjinjing olahan udang di tangan kanan. Barangkali, ketika Gunung Jati menyulam syiar, ia menemukan Ilahi di tanah ini. Tanah yang memberinya damai berkali-kali.
Dan oh, bandar ini adalah luka, pandora tua yang menyimpan rahasia. Rahasia tentang kakak yang telah kembali ke surga. Langitnya memiliki suara, tanahnya berbahasa, lautnya bisa berbicara. Seperti namanya, Sarumban ialah kombinasi plesiran, pelarian, dan kesedihan. Sarumban ialah sinonim Cirebon, kota pesisir yang mengkultuskan dirinya sebagai rumah paling dirindukan, selamanya.
•
Musik untuk perjalanan ini:
Lane Moje (Instrumental) — Željko Joksimović
Play on Spotify
•
Terima kasih:
(Almh.) Astri Sjaban, Esther Berliana, Nancy Khoo, Edward Silalahi.
1 Comment. Leave new
G᧐od stuff, reasonable price